Saya sekolah pada tahun
2001 pada saat itu saya berumur kurang lebih enam tahun. Tetapi mungkin saya
anak sangat beruntung di kampung saya karena mau sekolah karena banyak teman
sebayaku lebih memilih bermain daripada sekolah di karenakan tidak ada harapan
buat sekolah tinggi karena akses jalan yang sangat susah dan jauh. Ketika saya
masuk SD, saya berbagai macam hal yang di berikan oleh guru, terutama masalah
sikap dan perilaku terhadap orang-orang di sekitar kita terutama orang tua. Nama
sekolah SD saya SDN 88 Walennae, satu-satunya SD yang ada di lingkungan pammera
dan mungkin sekolah yang paling sedikit muridnya. Saya di sekolah itu hanya
berjumlah lebih dari 60 dari seluruh kelas. Saya cukup aktif di kelas dan
sangat memperhatikan apa yang di berikan oleh guru. Waktu semester satu
alhamdulillah
saya peringkat kedua, yaa lumayan daripada lebih parah dari itu. Setelah saya
sekolah beberapa tahun saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan ketika masih kecil perbuatan
yang sangat di benci oleh allah swt, dan saya tau kalau kita berbuat begitu
sama orang tua kita sangat berdosa, jadi saya perlahan mulai menyadari
kesalahan saya yang pernah saya lakukan selama ini dan mulai berpikir dan
menyadari bahwa saya tidak boleh membangkang kepada orang tua, cengeng dan
nakal lagi kepda orang tua saya, saya harus patuh dan menuruti segala yang di
perintahkan orang tua. Waktu saya menyadari itu, saya masih ingat waktu saya
duduk di bangku kelas 4 SD air mataku menetes perlahan setelah apa yang saya lakukan
kepada orang tua saya, mulai pada saat itu hati nurani saya berkata kamu tidak
boleh membangkang lagi kepada orang yang melahirkan kamu, yang merawatmu sampai
sekarang, saya teringat lagi dengan cerita orang tua waktu dia memperjuangkan
beli rumah dan aset-aset lainnya, rela banting tulang untuk mencari rupiah demi
rupiah untuk bangun rumah, apalagi rumah pada saat itu, lantainya hanya
dirangkai dari bambu. Mulai pada saat itu saya bersungguh-sungguh dalam belajar
karena hanya dengan belajar saya bisa berbuat untuk orang tua, satu hal dalam
hati saya, saya akan membahagiakan orang tua, karena demi anak-anaknya dia rela
mengeluarkan keringat bahkan keringat darah sekalipun asalkan anak-anaknya bisa
lebih baik nasibnya dibanding dia. Saya sangat bersyukur kepada allah swt,
telah memberikan orang tua yang sangat perhatian kepada anaknya dan sangat
peduli dengan nasib anaknya kedepan.
Saya tamat di SD pada tahun 2007, pada saat itu alhamdulillah saya bisa melalui ujian nasional dengan nilai yang cukup baik, tetapi untuk mengikuti ujian nasional saya dan teman-temanku rela menginap di rumah keluarga salah satu guru kami karena pada saat itu kami ujian nasional jauh dari kampung jadi kami harus naik sampan untuk kerumah itu dan menginap selama beberapa hari, alhamdulillah ujian nasional saya bisa hadapi dengan nilai yang cukup sempurna dan impian saya tercapai pada waktu itu, karena berhasil tamat SD karena bapak saya dalam hidupnya tidak pernah mengenal yang namanya bangku sekolah, yang dia pikirkan pada saat dia kecil bagaimana caranya dia bisa hidup karena pada saat dia kecil dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan dia menjadi tulang punggung bagi saudara-saudaranya yang laen, saya sangat kagum kepada sosok beliau rela menjalani hidup yang tak mungkin di jalani.
ConversionConversion EmoticonEmoticon