Ads

Biografi Kehidupan Muhammad Jumadil


Muhammad Jumadil


Nama saya Muhammad Jumadil, saya lahir pada hari jum’at 24 februari 1995 Nama ibu saya Nadirah dan bapak saya bernama Dafi, saya memiliki 2 saudara yaitu Inmas dan Juswandi. Ketika kecil saya sangat nakal kepada orang tua, saya sering mencaci maki orang tua, dan setiap apa yang saya inginkan dia harus memenuhinya. Misalnya setiap orang tua saya pergi kepasar saya harus ikutmeskipun orang tua saya melarang saya tetap nekad untuk kepasar sampai-sampai saya menangis kalau saya tidak ikut kepasar. Kebetulan kampung sayaadalah kampung yang sangat sunyi dan bisa dikatakan terisolasi dari kehidupan kota, karena tidak ada akses jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan. Kebetulan didepan rumah saya terdapat sungai, dan setiap tahun tak pernah alfa dari yang namanya banjir, dan banjir itulah yang menyebabkan susahnya akses jalan ke kampung yang lain. Jika kita mau keluar kekampung entah kepasar atau kerumah kerabat yang agak jauh rumahnya kita harus naik sampan yang memuat kurang lebih 10 orang dan sampan itu di lengkapi mesin. Jadi apling tidak kami cepat sampai di kampung yang bagus akses jalannya. Sangat sering orang jalan kaki ke kampung sebelah karena keterbatasan biaya apalagi di kampung saya mayoritas bekerja sebagai petani. Meskipun petani seringkali hanya 1x dalam satu tahun bisa mendapatkan hasil di dikarenakan sering terjadi banjir yang tak terduga. Dan banjir itu merusak tanaman warga di kampung saya. Sering sekali orang tua saya mengeluh jika tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan keringatnya karena banjir yang melanda. 
Saya sekolah pada tahun 2001 pada saat itu saya berumur kurang lebih enam tahun. Tetapi mungkin saya anak sangat beruntung di kampung saya karena mau sekolah karena banyak teman sebayaku lebih memilih bermain daripada sekolah di karenakan tidak ada harapan buat sekolah tinggi karena akses jalan yang sangat susah dan jauh. Ketika saya masuk SD, saya berbagai macam hal yang di berikan oleh guru, terutama masalah sikap dan perilaku terhadap orang-orang di sekitar kita terutama orang tua. Nama sekolah SD saya SDN 88 Walennae, satu-satunya SD yang ada di lingkungan pammera dan mungkin sekolah yang paling sedikit muridnya. Saya di sekolah itu hanya berjumlah lebih dari 60 dari seluruh kelas. Saya cukup aktif di kelas dan sangat memperhatikan apa yang di berikan oleh guru. Waktu semester satu alhamdulillah saya peringkat kedua, yaa lumayan daripada lebih parah dari itu. Setelah saya sekolah beberapa tahun saya menyadari bahwa apa yang  saya lakukan ketika masih kecil perbuatan yang sangat di benci oleh allah swt, dan saya tau kalau kita berbuat begitu sama orang tua kita sangat berdosa, jadi saya perlahan mulai menyadari kesalahan saya yang pernah saya lakukan selama ini dan mulai berpikir dan menyadari bahwa saya tidak boleh membangkang kepada orang tua, cengeng dan nakal lagi kepda orang tua saya, saya harus patuh dan menuruti segala yang di perintahkan orang tua. Waktu saya menyadari itu, saya masih ingat waktu saya duduk di bangku kelas 4 SD air mataku menetes perlahan setelah apa yang saya lakukan kepada orang tua saya, mulai pada saat itu hati nurani saya berkata kamu tidak boleh membangkang lagi kepada orang yang melahirkan kamu, yang merawatmu sampai sekarang, saya teringat lagi dengan cerita orang tua waktu dia memperjuangkan beli rumah dan aset-aset lainnya, rela banting tulang untuk mencari rupiah demi rupiah untuk bangun rumah, apalagi rumah pada saat itu, lantainya hanya dirangkai dari bambu. Mulai pada saat itu saya bersungguh-sungguh dalam belajar karena hanya dengan belajar saya bisa berbuat untuk orang tua, satu hal dalam hati saya, saya akan membahagiakan orang tua, karena demi anak-anaknya dia rela mengeluarkan keringat bahkan keringat darah sekalipun asalkan anak-anaknya bisa lebih baik nasibnya dibanding dia. Saya sangat bersyukur kepada allah swt, telah memberikan orang tua yang sangat perhatian kepada anaknya dan sangat peduli dengan nasib anaknya kedepan.
            Saya tamat di SD pada tahun 2007, pada saat itu alhamdulillah saya bisa melalui ujian nasional dengan nilai yang cukup baik, tetapi untuk mengikuti ujian nasional saya dan teman-temanku rela menginap di rumah keluarga salah satu guru kami karena pada saat itu kami ujian nasional jauh dari kampung jadi kami harus naik sampan untuk kerumah itu dan menginap selama beberapa hari, alhamdulillah ujian nasional saya bisa hadapi dengan nilai yang cukup sempurna dan impian saya tercapai pada waktu itu, karena berhasil tamat SD karena bapak saya  dalam hidupnya tidak pernah mengenal yang namanya bangku sekolah, yang dia pikirkan pada saat dia kecil bagaimana caranya dia bisa hidup  karena pada saat dia kecil dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan dia menjadi tulang punggung bagi saudara-saudaranya yang laen, saya sangat kagum kepada sosok beliau rela menjalani hidup yang tak mungkin di jalani.
            Pada saat saya tamat SD saya ingin melanjutkan sekolah ke SMP tetapi orang-orang ragu kepada saya karena untuk melanjutkan ke SMP saya harus menempuh jarak 3 km, bisa dikatakan dekat tetapi orang-orang merasa sangat jauh begitupun saya tetapi teringat orang tua saya yakin bisa melanjutkan ke SMP, dengan langkah yang ikhlas saya bersama ibu pergi mendaftar di SMPN 1  Sabbangparu, alhamdulillah bisa diterima, tetapi pada saat hari pertama sekolah saya sakit demam jadi saya tidak sempat mengikuti orientasi sekolah dan tidak sempat juga mengikuti beberapa mata pelajaran. Waktu itu orang tua saya sangat khawatir apakah saya bisa melanjutkan dengan keadaan yang sering sakit-sakitan tetapi saya meyakinkan orang tua bahwa saya itu bisa dan yakin bisa menyelesaikan sekolah.
            Pada saat pertama sekolah usai sakit saya di tertawai sama teman-teman di sekolah karena seraganm saya sangat unk di bandingkan seragam teman-teman yang lain di karenakan baju putih yang saya kenakan berpasangan dengan celana coklat pramuka, kebetulan celana biru yang di beli celana pendek padahal aturan sekolah yang baru di wajibakan memakai celana yang panjang, tetapi pada saat itu hanya celana pramuka saja yang panjang jadi itulah yang saya pakai, tetapi itu tidak menurunkan niatku untuk tidak sekolah tapi saya jadikan sebagai pengalaman hidup yang tak pernah saya lupakan, saya kesekolah dengan penuh perjuangan, saya harus jalan kaki dulu sekitar 300 meter dan menyeberangi sungai tanpa ada jembatan, jadi saya turun ke sungai dan berjalan didasar sungai tapi airnya kadang-kadang sampe lutut dan juga sampai pusat, setelah itu kembali bersepeda lebih 2 km untuk sampai di tempat sepeda di rumahnya orang karena sepeda tidak bisa sampai ke sekolah dikarenakan terdapat jembatan yang terbuat dari batang kelapa dan tidak bisa sepeda menyebrang, jadi saya jalan kaki lagi sekitar 400 meter untuk sampai di sekolah, saat itu saya sekolah sendiri tanpa di temani teman karena teman saya mayoritas memilih untuk tidak sekolah, hanya dua teman saya yang sekolah itupun saya beda sekolah dengan mereka, jadi setiap hari saya harus melewati tantangan sendiri, seringkali hujan lebat menyebabkan ban sepeda saya di lumuri tanah dan tidak bisa dikayuh karena jalan yang becek  dan apalagi belum ada kerikil atau semacamnya hanya murni tanah jadi sering sekali saya panggul sepeda saya sampai di tempat yang agak bagus jalannya yang tanahnya tidak terlalu melengket di ban sepeda saya, setiap hari baju saya dipenuhi keringat karena perjalanan yang sangat susah, tetapi demi orang tua saya terus bersemangat mengayuh sepeda saya dan menjalani perjalanan dengan ikhlas, setiap hari ada cerita menarik saat mau berangkat di tengah perjalanan ataupun sampai di sekolah, kebetulan saya orangnya pelupa, apalagi kalau banyak yang saya pikirkan membuat pikiran saya selalu memikirkan hal itu, pernah suatu ketika saya pagi-pagi berangkat dan sampai di tempat sepeda yang terakhir, ternyata setelah saya mau pake baju ternyata baju saya tidak ada di tas ternyata baju saya ketinggalan di rumah, jadi saya harus kembali mengambil baju di rumah yang jaraknya lebh 2 km dan jalan kaki kembali 300 m tetapi untung saya selalu pagi-pagi berangkat jadi saya tidak terlambat sampai kesekolah tetapi kalau terlambat satpam sekolah member toleransi kepada saya karena dia tahu bahwa rumah saya jauh, bukan berarti dengan susahnya jalan saya tidak terlalu memperhatikan pelajaran meskipun capek saya tetap bersemangat dan alhamdulillah saya bisa peringkat dua di kelas 7.2  dan 3 umum dari lebih seratus siswa dan apa yang orang ragukan kepada saya tidak terbukti kebenarannya, malah sebaliknya dengan rajin dan tekun kesekolah meskipun sering sakit tetapi selama saya masih bisa berjalan saya tetap kesekolah, tetapi itu juga sangat menkhawatirkan orang tua apalagi saya ke sendirian ke sekolah apalagi di sepanjang jalan rumah sangat sedikit dan saling berjauhan kebanyakn masih area kebun tetapi saya menjalaninya dengan rasa syukur masih bisa sekolah dan berhasil tamat dengan nilai yang cukup memuaskan.
            Setelah tamat SMP saya melanjutkan ke jenjang SMA dan di situ mulai perjalanan saya agak sedikit ringan di karenakan bapak saya membeli motor untuk saya pakai ke sekolah dan setidaknya bisa mempercepat perjalanan saya, tetapi bukan berarti saya memakai motor perjalanan saya jadi lancar masih ada hambatan yang saya lalui yaitu jalan yang masih kurang memadai karena masih tanah hanya pada musim kemarau perjalanan jadi lancar tetapi kalau musim hujan motor tidak bisa jalan tetapi dengan inisiatif motor saya, saya simpan di rumah kerabat kampung sebelah yang jalannya sudah di betongi, tetapi perjalanan menuju rumah kerabat lebih dari 1 km jadi kalau musim hujan saya selalu jalan kaki 1 km untuk sampai di rumah kerabat untuk mengambil motor dan melanjutkan perjalanan menggunakan motor yang jaraknya kira-kira 7 km dan setiap saya jalan kaki saya tidak sendiri lagi karena teman saya kebetulan tetangga dan sama-sama sekolah di SMAN 1Sabbangparu jadi perjalanan tidak sepi lagi apalagi dia sangat humoris berbanding terbalik dengan saya, jika jalan becek saya selalu bersama dengan dia jalan kaki ke rumah yang di tempati menyimpan motor tetapi saya tidak berboncengan karena dia juga ada motornya dan kebetulan dia bonceng adiknya sama halnya waktu SMP keringat bercucuran membasahi badanku ketika kami jalan kaki setiap pergi dan pulang jika jalanan masih becek tetapi itu merupakan suatu olahraga buat kami dan saya terlatih jalan kaki yang cepat langkahnya, perjalanan 1 km saya tempuh hanya dalam kurang lebih 15 menit tetapi saya bersyukur karena rasulullah juga agak cepat jalannya jadi paling tidak mengikuti sunnah rasulullah dan tak terasa waktu jika kesekolah karena terbiasa dengan jalan kaki.
            Pengalaman organisasi saya di SMA yaitu menjadi pengurus osis dua periode 2010/2011, 2011/2012 dan selama itu saya menjadi koordinator salah satu bidang di osis, dan dilantik menjadi anggota pramuka pada tahun 2011. Pengalaman yang paling mengesankan itu ketika saya bersama teman-teman pramuka yang lain mengikuti perjalanan kurang lebih 45 km dari wajo ke soppeng dengan jalan kaki, di perjalanan pasti capek terasa sekali tetapi dengan adanya teman-teman yang semangat jadi saya dan teman-teman yang laen juga bersemangat, tak jarang kami berhenti istirahat karena kaki terasa mau copot, tetapi dengan kebersamaan kami sampai di soppeng tak kurang satu pun, tetapi perjalanan itu terobati dengan di sambut oleh pembina kami dan di kampung itu bagus sekali pemandangannya, saya sempat naik di bukit yang konon katanya di beri nama bukit jodoh, siapa tau dapat jodoh disana. Hehehe, kami bercanda bersama disana berbagi candaan bersama, satu hal yang tak kami lupakan yaitu mendapat pengalaman dari perjalanan yang sangat menantang itu.
            Perjalanan panjang saya akhirnya tamat SMA dengan nilai yang cukup baik dan pengalaman di SMA yang sangat saya senangi yaitu bias bergaul dengan teman-teman dan guru-guru dan mendapat pengalaman yang sangat banyak. Sebelum waktu itu, pendaftaran  Snmptn terbuka dan  teman-teman saya pergi mendaftar dan salah satunya memberitahukan kepada saya bahwa apakah kamu mau mendaftar Snmptn, iya jawabku,kami pun berombongan pergi warnet. Disitulah kami menyelesaikan data Snmptn. Setelah pengumuman teman saya melihat di web SNMPTN  bahwa di SMAN 1 Sabbangparu ada tiga siswa yang lulus SNMPTN, semua teman-teman mengecek kembali semua namanya kecuali saya karena saya membantu orang tua apalagi saat itu kampong saya di landa banjir, teman saya yang berama Muhammad Alimka mengecek namanya ternyata dia yang lulus begitu pun teman saya yang bernama yang bernama Elza Yunita, dia juga lulus kemudian dia cari tau siapa yang lulus satu lagi tapi teman saya yang laen mengecek semua tapi belum ada ditemukan siapa yang lulus. Alimka mengirim sms kepada saya kirim kode kartu Snmptnmu. Jadi saya kirim, ternyata setelah hp saya berbunyi kedua kalinya, saya membuka pesan dari temanku itu ternyata tulisannya “selmat brow Qm llus SNMPTN” tetapi saya masih ragu dan tidak percaya jadi esoknya saya kesekolah untuk mengecek, teman saya berjabat tangan dengan saya, saya langsung kaget apa yang terjadi dan guru-guru pun tersenyum kepada saya teman saya menhampiri saya dan berkata kamu lulus SNMPTN, saya jadi diam waktu itu, teman saya kaget dan berkata “itz tidak syukurnya ini lulus SNMPTN, banyak yang mau lulus tapi tidak biasa”. “justru ini saya sangat bahagia dan tercampur kesedihan karena saya orang di kampung saya bisa kuliah di makassar dan saya mengingat perjalanan sekolah yang penuh liku-liku setelah mendekati pendaftaran ulang saya berpikir bahwa kalau saya sampe di Makassar dimana saya akan tinggal, dengan serentak teman saya mendengarnya dan dia mendekati saya dan mengatakan kamu tinggal saja di rumah. Terima kasihjawabku. Saya pun bersama-sama ke Makassar untuk pendaftaran ulang, ternyata sampainya di auditorium hanya lautan manusia yang terlihat jadi saya merasa bangga bisa kuliah di Universitas Negeri Makassar dan bisa menjadi bagian dari UNM, setelah melalui beberapa tahap sampai PMB, terlihat jelas bahwa Universitas Negeri Makassar tetap jaya dalam tantangan apalagi dengan hadirnya gedung phinisi yang membuat UNM semakin menjadi pusat perhatian kota Makassar, dan saya merasa bangga karena MABA 2013 yang pertama kali menggunakan gedung phinisi dan PMB pertama kali di gedung itu. Dan saya juga bangga dari 6000 lebih MABA 2013 1000 di antaranya adalah dari fakultas teknik, dua hari setelah itu kami PMB fakultas dan lagi yang paling banyak MABAnya dari FTE dan parahnya lagi PRODI PTIK yang paling banyak, jadi saya merasa bangga jadi anak PTIK, tujuan saya masuk PTIK yaitu PRODI yang mengikuti perkembangan zaman karena kita belajar mrngenai yang namanya computer dan computer merupakan salah satu alat yang sangat di butuhkan untuk berbagai macam keperluan dan bukan ilmu yang hanya berteori saja tapi lebih ke praktek dan saya lebih mudah mengerti kalau lansung praktek dan PTIK juga tidak hanya bisa jadi guru tapi bisa jadi apapun seperti pengusaha di bidang informatika bahkan bisa menjadi pengembang software, jadi PTIK tidak bisa diragukan meski baru seumur jagung tapi tetap bisa jaya dalam tantangan meski belum terakreditasi tapi sek ali PTIK akreditasi mendapat akreditasi A+.  Pokoknya saya bangga jadi Mahasiswa UNM dan menjadi FTE dan menjadi mahasiswa pendidikan teknik informatika dan Komputer.
First

Online